Langsung ke konten utama

A Eril

Saat masih SD, saya ingat betul. Saya pernah jatuh di lantai dua bangunan yang belum jadi di Ponpes Assalam dekat kampung saya. Lukanya lumayan serius, bahkan badan sebelah kiri saya dari mulai leher sampai kaki itu mati rasa. Pingsan pertama saya waktu itu. Sadar dibawa ke tukang urut.

Selesai saya diurut, ibu saya yang baru saja dikabari kalau saya jatuh di lantai dua langsung datang sambil menangis sejadi-jadinya. Ibu saya sudah diberi tahu oleh tukang urutnya, bahwa saya dalam waktu seminggu akan baikan lagi, namun ibu saya tetep saja menangis, seolah-olah saya ini harus dibawa ke rumah sakit dan  dioperasi besok pagi.

Melihat ibu saya menangis begitu rupa saat itu, rasanya saya jadi khawatir dengan keadaan saya sendiri, yang ditakutkan saat tetangga berdatang untuk menjenguk saya. Ah ibu makin menjadi-jadi, kira-kira begitu ingatan saya.

Kelak, seiring bertambahnya usia, saya mulai memahami tangisan yang dulu saya anggap "lebay" dan berlebihan itu. Bahwa tangisan itulah salah satu bentuk kasih sayang dan kekhawatiran ibu pada saya. Kasih sayang dan kekhawatiran akan anak yang sering kali mengacaukan logika para orangtua terkhusus para ibu.

Maka, bisa saya bayangkan kesedihan macam apa yang dirasakan oleh Bu Atalia. Melihat foto yang ia unggah di akun instagramnya itu, luruh perasaan kita.

"Ril... Mamah pulang dulu ke Indonesia, ya. Mamah titipkan kamu dalam penjagaan dan perlindungan terbaik dari pemilikmu yang sebenarnya, Allah Swt, di mana pun kamu berada. Insya Allah kamu tidak akan kedinginan, kelaparan atau kekurangan apa pun. Bahkan kamu akan mendapatkan limpahan kasih sayang, karunia dan kebahagiaan yang tak pernah putus."

Ada ketegaran dalam kalimat-kalimat yang ditulis oleh Bu Atalia itu, namun terselip pula pengakuan bahwa dirinya memang makhluk yang lemah, yang pada akhirnya akan selalu menyerahkan segalanya kepada Tuhan.

Kemarin-kemarin dan hari ini, saya membaca berita di media online bahwa keluarga Ridwan Kamil secara resmi mengumumkan Emmeril Kahn Mumtadz (A Eril) sudah meninggal dunia. Mereka sudah ikhlas setelah ikhtiar yang sudah mereka lakukan.

Meski begitu, benar apa kata Mbak Najwa Shihab, "kami hanya bisa berdoa semoga kekuatan dan ketabahan itu masih memadai untuk melewati hari-hari kehilangan yang tak akan singkat ini." Kang Emil dan keluarga pun meminta kepada semuanya bahwa beliau tak ingin diganggu privasinya dulu pada saat ini. Semoga selalu punya hati yang kuat untuk meneruskan hari-hari tanpa A Eril. Bu Atalia dan Kang Emil, sudah melakukan sebaik-baiknya perjalanan sebagai orangtua.

Selamat jalan Eril, untukmu segala bentuk doa dipanjangkan. Al Fatihah..

Komentar

Posting Komentar