Langsung ke konten utama

February

Untuk bertemu kamu aku harus melewati kemacetan, berhimpit kendaraan, hujan badai, halilintar dan segala hal yang membuatku kesal dan kamu lebih menyebalkan ternyata atas ketidakpercayaanmu padaku. Dulu, febuary dan dejavu.

Kau tahu, yang pacaran bisa putus, yang tunangan bisa usai di tengah jalan, yang menikah bisa jadi sebulan cerah. Menurutku, pembuktian cinta bukan kepastian. Sebab, siapapun bisa. Jangan meremehkan kayak, “kalau serius, langsung datang ke rumah, temui orang tua”, dan lain-lain. Itu gampang banget. Memang, di mata agama dan social itu baik. Tapi, apa kamu rela ngorbanin dirimu ke seseorang yang bahkan enggak kamu kenal, hanya karena satu poin dia berani memberi kepastian?

Pembuktian cinta paling masuk akal adalah membuktian diri sendiri, jujur sama diri sendiri. Yang dulu sukanya main sana sini, sadari, lalu berubah. Komitmen ke diri sendiri, nanti enggak selingkuh, nanti enggak gampang minta pisah, nanti membatasi diri ke lawan jenis. Setiap orang masih layak untuk siapapun selama dia mau pembuktian cinta itu dia lakukan untuk dirinya sendiri. Kamu tahu itu?


 *****


Beda dengan Jurnalis Nuansa, kali Himpunan Mahasiswa Sipil atau yang disebut HMS. Pada febuary ini berbagai persiapan terus dilakukan demi suksenya acara Civil Festival 2022. Ya, itu serangkaian acara yang diperingati tiap tahunnya sebagai merayakan syukur hari jadi atau ulang tahun himpunan, yang genap ke 12 tahun. Nah, disetiap event pasti ada yang namanya kepanitiaan dong dan aku sebagai humas, yang harus ke sana sini, kamu tahu sendirilah sibuknya humas bagaimana ketika sebelum juga acara sedang berlangsung.

Pertama kalinya dalam sepengalamanku berorganisasi aku jadi humas, repotnya minta ampun, apalagi kalau acara yang membutuhkan anggaran yang tidak sedikit seperti civil festival ini. Bayangkan saja, setiap hari senin sampai jumat aku dan yang lain harus mendatangi dinas-dinas terkait untuk diajak kerja sama, sebalnya lagi ketika disatu hari harus ada tiga instansi yang harus aku datangin, hadeeuh. Yang paling berkesan yaitu tat kala menyambangi Kantor Cabang Dinas Pendidikan Wilayah V Provinsi Jawa Barat, aku dan yang lain menjelaskan maksud kedatangan kami ke sana dan disambut baik oleh orang-orang dinas tersebut. Oh iya, aku ditugaskan sebagai notulensi atau road manajer kali ya kalau diacara-acara tour gitu, hahaha. Beberapa kali kami datang ke sana hanya untuk memastikan kesanggupan dinas untuk bekerja sama dengan kami, puji syukur mereka mengamini maksud dan tujuan kami yaitu, mengadakan olimpiade matematik tingkat SLTA terdiri dari Kab/Kota Sukabumi, Bogor dan Cianjur. Hingga terlaksanalah pada tanggal 14 April 2022. Juga mereka merekomendasikan untuk tahun 2023 mengadakan kembali olimpiade tersebut dengan cakupan wilayah se-Jawa Barat. Wah, langsung kami iyakan, tanpa basi-basi dulu. Semoga lancar ya tahun depan.

Aku setelah menjadi bagian dari kepanitian itu, aku masih terus berdiaspora ke sana-sini, terlebih tentang keputusanku masuk ke salah satu organisasi luar kampus yang cukup terkenal. Sebut saja PMII, tapi masih labil karena belum ketemu dengan orang yang menjabat sebagai presiden mahasiswa di kampusku. Karena itu menjadi figur bagiku juga sebagai parameter untuk bisa bergabung atau tidak dengan organisasi itu setelah nanti ketemu dengannya dan yang pasti ngobrol banyak.

Di febuary ini aku benar-benar patah, atas kehilangan motor astreaku “kevin” namanya. Karena mau tidak mau harus kujual dia, soalnya kondisi ekomoni keluargaku kala itu sedang turun, disatu sisi aku harus pindah kelas, yang mulanya kelas karyawan menjadi kelas regular. Tak seberapa sih biaya kepindahannya, tapi memaksakan untuk terus minta ke orang tuaku sangat tidak memungkinkan, kala itu. Duh, semoga ada gantinya deh, hanya itu yang kuharapkan dulu.

Singkat cerita, aku mulai masuk kelas regular. Dengan nama kelas, apa ya aku lupa, hahhah. Maafkan, tapi aku tidak butuh waktu lama untuk beradaptasi, hanya butuh dua minggu, dan aku sudah mulai ngekost. Lucunya lagi, aku tipikal mahasiswa yang males sekali mengerjakan tugas, ah apa itu tugas, kalau bisa dikerjakan nanti ngapain harus buru-buru. Tapi beruntungnya aku dikelilingi kawan-kawan baik dan tidak sombong meski kadang berantem juga. Makasih ya, kalian selalu jadi alarmku pada apa-apa yang selalu kulupakan.

Febuary juga membuat diri ini menjadi utuh atas semua hal yang datang kehidupku, and then give thanks to Allah, yang sudah membuat semua ini terjadi. So, I’m happy!

Komentar