Langsung ke konten utama

ramai dalam waktu dibulan juli

 

Sandiwarakah selama bulan ini. Hampir disetiap minggunya kita bertemu. Kalau harus jujur, sepi hariku tanpa dirimu itu sudah mampu untuk menghalaunya. Apalagi genap sudah dua tahun. Tetiba kamu muncul lagi tanpa rasa bersalah, seakan memeluk erat dan berisik padaku, “aku masih butuh kamu, jangan pergi.” Kan anjing. Padahal setiap kita bertemu pun tidak ada obrolan yang serius. Meminum kopi, makan, bahkan nonton film di bioskop terdekat. Tidak lebih dari itu. Tapi entah mengapa tiap malam kepala riuh bak kamu sedang bermain-main di taman pikiranku.

Asal kamu tahu, aku sekarang tak punya hati untuk menyakitimu. Aku sudah tak punya hati untuk mencintaimu. Lagi. Karena kutahu kamu masih bersamanya. Bagaimana mestinya, membuatmu jatuh lagi padaku? Sampai kamu sadar aku sudah berubah. Masa aku harus bikin puisi bak Whiji Thukul pada sang rezim dulu. Atau aku harus seperti Sumitro jadi diplomat ulung, meloby-loby agar semuanya bisa kepicut. Atau bahkan mesti jadi bapak proklamator, biar menggelegar suaraku samapai menggema di hatimu? Harus jadi siapa lagi, kalau jadi diri sendiri aku selalu diabaikan. Jadi tempat kamu pulang waktu kamu lagi cape dan hilang arah. Aku bukan lelaki bodoh. Aku mending diacuhkan olehmu dan mengganggapku tak ada. Dan jangan janjikan kamu selalu ada. Muak dan bosan mendengarmu.

Tapi, aku membayangkan. Seumpamanya ada kesempatan yang sama seperti dulu lagi. Seandainya.

*****

Julimu akan ramai, ucap bang Romi the jahat dalam lirik lagunya. Benar sekali aku tubuh lebih baik, lebih ramai dari biasanya. Dewasa ini, mending pulang lebih awal. Pulang kembali ke dalam diri untuk sekadar memberi jeda dibulan yang sangat ramai ini. Banyak sekali orang yang kutemui; memeluk dan menciumku yang terontar dari ucapan mereka. Aku dikuatkan oleh sekitar, merasakan hangat kehadiranku tentunya. Energi cepat habis pastinya. Tapi, aku jadi tahu. Aku ini tipikal orang yang seperti apa ketika dihadapkan oleh ekspektasiku juga ekspetasi mereka terhadap keadaan yang ada diantara aku dan mereka.

Pertama, aku punya kelainan yang sulit sekali dikontrol. Indra penglihatan, pendengaran dan pengucapanku kadang tidak singkron. Yah, itu dialeksia. Meski sulit, apalagi dibulan ini aku banyak bicara di khalayak ramai. Untungnya, aku tahu bagaimana cara untuk mengatasinya. Jelas tak ada yang tahu, ada yang cukup peduli mungkin ketika improvisasiku keliru bahkan ada juga yang mengolok-mengolok. Jelas-jelas aku bukan apa-apa, apalagi harus disebut siapa-siapa.

Kedua, dibulan ini aku meluangkan waktu nonton film “sore; istri dari masa depan’’. Selama film itu diputar, yang kurasakan tidak jelas dan tak tahu ini rasa apa yang sedang aku rasakan. Namun, aku percaya satu hal setelah langkah pertama keluar dari bioskop itu. Saat dewasa aku akan mengerti meski kadang sakit menerima kenyataan yang pahitnya ini melebihi empedu hahaha. Satu hal itu ialah, waktu tidak bisa diputar lagi ternyata yang sudah kulalu. Maka sederhananya, aku harus berubah untuk mengurangi hal-hal yang nggak produktif bagi pikiran tentunya bagi kesehatan mental dan fisikku ini. Belajar menghargai waktu, mengejar seperlunya, memberi jarak, mengambil jeda, membebaskan alam raya yang kecewa ini untuk berkompromi denganku secukupnya.

Selanjutnya aku agak emosional mendengar efek rumah baca dan rumah kaca yang terjadi begitu cepat menyusunku ke neraka. Sedotan plastik yang terlalu banyak kupakai, adik tingkat yang tiba-tiba sudah sidang skripsi. Oh jelas itu menggangguku. Tapi, tapi aku lagi-lagi selalu berdamai dengan kemalasan ini. Fshjkalpdihcjnsmxlas;dsjn capek. Aku baru nulis agak serius lagi ini, lama nggak baca buku, padahal sebentar lagi kan ituuu yah (ytta). Hahahha. Intinya gini, siapapun kamu, tolong pastikan dibulan agustus besok, jangan sungkan ingetin aku SKRIPSI dengan segala perintilannya. Kalau bisa tiap hari pastiiinnnnnnnnnnnnn. Segitu dulu, jumpa dimanapun untuk kamu yang ingin berubahan. 

Perunggu, feast, taylor swift, hindia, sal priadi, nadin amizah, raisa, lomba sihir, sheila on 7, romi jahat, lana del rey dan barasuara.  

Komentar