dan akhirnya, tidak ada lagi nama yang kusebut dalam doa. tidak ada lagi harapan yang terus berulang bahkan bertahun-tahun setelahnya. aku selesai dengan semua hal yang aku tunggu, aku berhenti keras kepala dan menerima segala bentuk ketidakmungkinan tentang kamu. selama aku membesarkan perasaanku dengan harapan-harapan yang terus kubawa dalam doa. dan setelah semakin besar, kenyataan terus menyadarkan aku bahwa semua itu sia-sia. aku pernah mencintaimu dengan rasa senang yang penuh. sepenuh-penuhnya hingga tidak punya susunan kata yang tepat untuk menuliskannya. tapi, aku senang. ya, meski hanya pernah. oh iya, kau ingat tidak? beberapa kali kita mencoba saling dekat tapi aku lepaskan dan menjauh. ingat kan? sebenarnya di awal bulan ini aku gamau ketemu dan melihatmu lagi. tapi apa yang terjadi kau nampaknya merasa senang jika bertemu denganku. aku pun juga sih. hahaha. lalu kau mulai dengan modus gengsinya itu, duh tak fokus rasanya menulis cerita ini, intinya aku
Lelaki yang patah hati pada dunia (maya)